Program pembangunan karakter kepemimpinan, banyak diadakan, Mulai dari seminar, outbound, workshop, dan sebagainya. Yang menggabungkan
beberapa aktivitas di atas pun juga ada. Akan tetapi, tahukah anda, bahwa Citra
Pemimpin Remaja (CPR) yang digalakkan oleh CNI dejak pertengahan 1990-an
bukan program kepemimpinan biasa?
Sejak diadakan tahun 1997, CPR telah mengakomodir lebih dari
5.000 remaja putra dan putri di
berbagai daerah, dan puluhan sekolah tingkat SMP dan SMA untuk mengikuti
program pembentukkan karakter
kepemimpinan yang terpadu. Dikatakan terpadu karena CPR bukan hanya melatih tanggung jawab dan disiplin
layaknya seorang pemimpin.
Di CPR, setiap anak juga harus mampu memiliki jiwa sosial yang
tinggi, kemampuan berkomunikasi yang baik, serta yang tak kalah penting adalah
anak harus berbakti kepada orang tuanya. Paling tidak, itulah yang tampak pada
kegiatan CPR angakatan 78, 24-26 Oktober 2011 lalu di Green Hill puncak. Selama
3 hari 2 malam, sekitar 300 orang siswa dan siswi SMP BPK Penabur Gading
Serpong ini mengikuti berbagai aktivitas indoor
maupun outdoor yang bertujuan melatih
fisik, mental, dan semangat mereka untuk menjadi pemimpin remaja berkualitas.
Salah satu kegiatan indoor yang menarik adalah pada saat mereka
harus merenungkan kembali bagaimana perlakuan mereka terhadap orang tuanya
selama ini, dilanjutkan menulis surat ucapan terima kasih dan permohonan
ma’af mereka kepada kedua orang tua. Sementara untuk outdoor , aktivitas
hiking, ternyata menjadi “primadona.” Mereka yang awalnya ragu bisa menaiki
puncak bukit Green Hill, ternyata begitu bangga ketika bisa menaklukannya.
Puncak dari kegiatan CPR ada di closing ceremony. Upacara penutupan
diadakan di hall SMP BPK Penabur Gading serpong dengan mengundang
pembicara Charlotte K. Priatna untuk para orang tua yang datang menjemput.
Setelah itu, satu orang perwakilan tiap-tiap kelompok mengutarakan isi hati
mereka selama mengikuti CPR di depan orang tuanya.
Di sinilah suasana haru kental
terasa. Banyak orang tua yang menitikkan air mata saat mendengar pengakuan
putra/putrinya. “Ma’afkan aku Pa, Ma, Karena belum menjadi anak yang berbakti.
Aku berjanji akan menjadi anak yang lebih baik. Terima kasih atas pengorbanan
Papa dan Mama selama ini,” ungkap salah seorang peserta sambil terisak dan
memeluk orang tuannya.
“Kegiatan CPR amat positif. Kami sebagai
pendidik di SMP BPK Penabur dapat merasakan manfaatnya. Perubahan karakter tampak pada mereka yang sudah
mengikuti CPR, terutama soal kedisiplinan
belajar di kelas,” ujar Thomas K.,
kepala sekolah SMP BPK Penabur yang sudah empat kali mengikutsertakan
siswa-siswinya dalam program CPR.
Tampil sebagai peserta terbaik di
angkatan 78 adalah Chrisella Annabelle (putri)
dan Aldo Sebastian (putra). Bravo CPR,
cetak terus remaja-remaja yang
berkualitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar